New Game. New Name. Oracle Developer Community

Technology has driven so much change that people have become nearly oblivious to all but the most dramatic innovations. But it’s important to remember that each wave of the innovation began with a…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Percepatan Pekerjaan dengan Agile

Percepatan pekerjaan bukanlah manfaat langsung dari Agile, tapi hanya efek samping. Sebelum efek samping itu muncul, ada manfaat-manfaat lain yang akan muncul terlebih dahulu. Arah penerapan Agile seharusnya menuju manfaat-manfaat langsung tersebut.

Percepatan pekerjaan itu akan muncul bila manfaat-manfaat langsung dari Agile terwujud, misalnya¹:

Tidak membuat sesuatu yang tidak dibutuhkan, merespons munculnya ide baru di tengah pengembangan, dan berkolaborasi dengan pengguna adalah hal-hal yang dapat memicu percepatan pekerjaan.

Penegasan antara manfaat langsung dan efek samping itu penting karena perhatian yang terlalu besar terhadap efek samping dapat menimbulkan masalah. Salah satunya adalah Agile berpotensi dianggap kurang bermanfaat atau bahkan dianggap gagal akibat efek sampingnya tidak sebesar yang diharapkan. Agile berpotensi ditendang keluar dari organisasi karena tidak menghasilkan percepatan pekerjaan yang diharapkan.

Agile memang bukan soal cepat. Cepat dalam Agile lebih cenderung kepada cepat dalam identifikasi kebutuhan dan cepat dalam merespons perubahan kebutuhan. Agile lebih identik pada tangkas daripada sekadar cepat.

Bila hal yang dibutuhkan adalah cepat, yaitu menjadikan cepat sebagai manfaat langsung dan bukan hanya efek samping, bukan berarti Agile tidak mampu mewujudkannya. Menjadi cepat dengan Agile itu sangat mungkin dilakukan. Akan tetapi, perlu fokus yang kuat terhadap ruang lingkup dan efisiensi proses.

Pada hakikatnya, metode apa pun yang digunakan, pekerjaan akan menjadi lebih cepat bila ruang lingkupnya dibatasi dan serah terima pekerjaan dibuat seminimal mungkin. Pembatasan ruang lingkup berarti pembatasan kuantitas (dan kompleksitas) pekerjaan. Pembatasan serah terima pekerjaan berarti pembatasan waktu yang terbuang akibat harus menunggu hasil pekerjaan dari tim lainnya.

Semakin kecil ruang lingkup pekerjaan, semakin cepat pekerjaan selesai. Semakin sedikit serah terima pekerjaan, semakin sedikit waktu yang terbuang, semakin cepat pekerjaan selesai. Bila keduanya dikombinasikan, percepatan pekerjaan akan semakin kuat.

Kondisi tersebut tentu saja dengan berasumsi bahwa faktor-faktor lain tidak bermasalah. Faktor-faktor seperti perangkat lunak, perangkat keras, atau teknologi pendukung lainnya harus tersedia dan sesuai spesifikasi yang dibutuhkan. Perwakilan pengguna, tim pengembang, dan pihak terkait lainnya harus memiliki kompetensi dan dedikasi maksimal dalam pekerjaan terkait.

Lalu kenapa butuh Agile? Jawabannya sederhana, yaitu karena Agile memiliki kedua karakteristik tersebut. Agile mengenal istilah Minimum Viable Product (MVP). Hal itu berarti Agile mengejar pembuatan produk dengan fitur minimal, tapi layak pakai. Salah satu tekniknya adalah penentuan prioritas untuk setiap fitur yang perlu dikembangkan. Karakteristik ini jelas membantu memperkecil ruang lingkup.

Agile juga mengedepankan kemampuan teknis individu dan komunikasi. Tahap-tahap pengembangan, peran-peran individu, dokumentasi, dan hal-hal lain dalam proses pengembangan menjadi tidak relevan bila setiap pihak yang terlibat ditempatkan di dalam satu ruangan yang sama untuk berkolaborasi dan berkomunikasi. Pendefinisian kebutuhan, pemrograman, pengujian, hingga pemasangan produk siap pakai dilakukan di tempat yang sama. Karakteristik ini jelas membantu meminimalkan serah terima pekerjaan.

Walaupun begitu, kedua karakteristik di atas jangan sampai diartikan sebagai kerja serabutan. Percepatan pekerjaan dalam Agile bukan berarti potong kompas atau mengorbankan kualitas. Pengujian, misalnya, tetap dilakukan, tapi dengan cara yang lebih efisien, misalnya dengan automasi. Dokumentasi, misalnya, bukan berarti dikorbankan, tapi dengan hadirnya perwakilan pengguna 24/7 bersama tim pengembang, dokumentasi menjadi tidak relevan.

Kalau memang harus memilih metode, Extreme Programming (XP) memiliki keunggulan. Semua yang dijelaskan di atas tertuang secara eksplisit dalam aturan main XP. Metode lain yang populer seperti Scrum dan Kanban memang tidak spesifik seperti XP, tapi keduanya membuka kesempatan untuk dikombinasikan dengan XP.

DevOps, khususnya automasi dalam DevOps, juga memiliki keunggulan. Banyak sekali titik serah terima pekerjaan yang dapat dihilangkan atau dibuat lebih cepat dengan automasi tersebut. Penggunaan Scrum atau Kanban yang dikombinasikan dengan XP akan lebih optimal dengan adanya DevOps.

Jadi, walaupun cepat bukan tujuan utama penerapan Agile, karakteristik Agile tetap mampu membuat pekerjaan menjadi lebih cepat. Fokus utamanya adalah membatasi ruang lingkup dan meminimalkan serah terima pekerjaan. Metode Agile apa pun yang digunakan, kedua hal itu yang membutuhkan perhatian ekstra.

Add a comment

Related posts:

Tutorial De Como Ser Trans de Verdade

Alerta de ironia no título do texto! Primeiramente trans de mentira existe sim. Trans de mentira são as pessoas cis que fazem papel de trans na mídia. De resto, todo mundo que se identifica como…